Logo

Desa Sungai Besar

Kabupaten Ketapang

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Sungai Besar Pionir Smart City: Cegah Karhutla Lahan Gambut

Sungai Besar Pionir Smart City: Cegah Karhutla Lahan Gambut

Invalid Date

Ditulis oleh Administrator

Dilihat 10 kali

Sungai Besar Pionir Smart City: Cegah Karhutla Lahan Gambut

Desa Sungai Besar Jadi Pionir Smart City: Kolaborasi Lintas Lembaga Perkuat Pencegahan Karhutla di Lahan Gambut Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, siap menjadi model Smart City lingkungan berkat kolaborasi apik antar lembaga pemerintahan dan desa Sungai Besa yang di wakili MPA Desa . Pertemuan penting yang digelar pada 15 Oktober 2025 di ruang Kadis Kominfo menjadi tonggak awal pengumpulan, pengelolaan, dan publikasi data pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut. Pertemuan yang dihadiri perwakilan Diskominfo, BPBD, PerkimLH, BMKG, NGO, dan berbagai pemangku kepentingan, dibuka dengan sambutan hangat dari Kabid Kominfo, Bapak Ornop. Beliau menekankan tujuan rapat, yaitu mengembangkan model Smart City berbasis data kolaboratif untuk menekan angka karhutla di Kabupaten Ketapang. Diskominfo sebagai motor penggerak, akan membimbing agen-agen kota cerdas secara gratis. Pengembangan Quick Win Smart City difokuskan pada penanganan karhutla yang inovatif dan berbasis data. Kab Ketapang patut berbangga, karena menjadi salah satu dari 190 kabupaten/kota di Indonesia yang tergabung dalam program Smart City tingkat nasional. Prinsip yang dipegang teguh adalah mindset sederhana, inovatif, kolaboratif, dan berorientasi pada solusi lokal. Inovasi terus digenjot. Diskominfo berencana memasang sensor api dan air untuk mendeteksi dini potensi kebakaran dan banjir. Sepuluh unit sensor prioritas telah disiapkan untuk ditempatkan di lokasi strategis, mengirimkan data secara otomatis sebagai sistem peringatan dini. Selain itu, inovasi berbasis E-Katalog dan sensor air (TMA) juga dikembangkan untuk efisiensi pemantauan lahan gambut. Pada tahun 2024, Diskominfo telah mengembangkan solusi IT lapangan dengan biaya terjangkau, berkolaborasi dengan Politap dan Untan dalam penelitian dan pemasangan sensor.  Menurut BPBD, meski saat ini terjadi kemarau basah dengan kelembapan tinggi, titik api masih bermunculan dan memengaruhi kualitas udara. BPBD memiliki alat pendukung di lapangan, tetapi peningkatan SDM dan integrasi data antar instansi menjadi krusial. Diperlukan gerakan bersama lintas sektor (sekber) dengan dukungan Tim Satgas untuk aksi pemadaman dan pencegahan. Masukan konstruktif dari peserta semakin memperkaya diskusi. Bapak Donatus menekankan pentingnya mengubah perilaku manusia sebagai penyebab utama kebakaran, serta memberdayakan masyarakat dan MPA dalam pencegahan. Evaluasi dan monitoring masterplan pencegahan karhutla berkala dengan tim ahli, serta pemanfaatan sekat kanal secara efektif juga tak luput dari perhatian. BPBD menambahkan bahwa MPA tidak hanya berperan memadamkan api, tetapi juga dalam pencegahan dan penyebaran informasi dini. Selain itu, diperlukan pedoman (SOP) pengelolaan data hasil pencegahan karhutla yang terstandar dan mudah dipahami masyarakat. Untuk publikasi dan pengelolaan data, disepakati pembangunan satu sistem data terpadu (One Data System) yang dapat diakses publik melalui Ketapang Media Center, videotron, website, dan media sosial. Publikasi data dan informasi pencegahan karhutla akan menjadi bagian dari edukasi masyarakat. Data mentah dan hasil pemantauan akan dikumpulkan dan disajikan secara terbuka melalui media resmi Kominfo. Sebagai tindak lanjut, Kabupaten Ketapang akan menjadi kabupaten model Smart City lingkungan berbasis kolaborasi pencegahan karhutla di lahan gambut. . Penulis: Administrator

Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Sungai Besar

Kecamatan Matan Hilir Selatan

Kabupaten Ketapang

Provinsi Kalimantan Barat

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia